Medan, 24 Oktober 2025 — Dalam upaya menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan memperkuat karakter kebangsaan di kalangan mahasiswa penerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) asal Papua dan 3T, telah dilaksanakan kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Afirmasi Pendidikan Tinggi Tahun 2025.
Kegiatan berlangsung selama tiga hari, mulai dari 22 hingga 24 Oktober 2025, bertempat di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Utara, Medan Sunggal.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari 4 (empat) Perguruan Tinggi di Sumatera Utara dan 1 (satu) Perguruan Tinggi dari Provinsi Aceh, yaitu:
- Universitas Sumatera Utara (USU), dengan jumlah mahasiswa 14 orang dan 2 orang pedamping sebagai operator dan pengelola;
- Universitas Negeri Medan (UNIMED), dengan jumlah mahasiswa 22 orang dan 2 orang pendamping sebagai operator dan pengelola;
- Universitas Samudra (UNSAM), dengan jumlah mahasiswa 14 orang dan 2 orang pendamping sebagai operator dan pengelola;
- Politeknik Negeri Medan (Polmed), dengan jumlah mahasiswa 5 orang dan 2 orang pendamping sebagai operator dan pengelola;
- Universitas Katolik Santo Thomas (UNIKA Santo Thomas), dengan jumlah mahasiswa 26 orang
Dengan jumlah seluruhnya sebanyak 81 orang mahasiswa, 4 orang pendamping dan 4 orang pengelola.
Dalam kegiatan ini, Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT) Kemendiktisaintek sebagai penyandang dana penyelenggaran wawasan kebangsaan dan Bela Negara memberi kepercayaan kepada Universitas Katolik Santo Thomas sebagai satu satunya dan pertama kalinya Perguruan Tinggi Swasta dari seluruh Indonesia yang mendapat kepercayaan PPAPT menjadi tuan rumah dan menjadi Kampus penyelenggara kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Tahun 2025. Sebagai tuan rumah kegiatan nasional ini, Universitas Katolik Santo Thomas dipercaya menjadi panitia penyelenggara, dengan susunan:
- Penanggung jawab : Prof. Dr. Maidin Gultom,S.H ., M.Hum
- Ketua: Ir. Charles Sitindaon
- Wakil Ketua: Swardi Silaban, SE
- Sekretaris: Perdana Tarigan
- Anggota: Wasrani Boby Laoli, S.H., Putri Alemina Elisabeth, S.H., Jupry Simanungkalit, S.Kom., Leo Doni Sitindaon, S.Kom. , Recha Sundari Olivia Hutauruk,S.M dan Leli Sirait.
Rektor Universitas Katolik Santo Thomas: Bela Negara Adalah Amanat Konstitusi, Bukan Pilihan Pribadi
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Katolik Santo Thomas, selaku penanggung jawab pelaksanaan kegiatan. Dalam sambutannya, Rektor membuka acara dengan sapaan lintas budaya yang menggema di seluruh ruangan:
“Horas… Mejuah-juah…, Njuahjuah…, Ya’ahowu…, Ahoi…”
Salam yang menggambarkan keberagaman itu disambut antusias oleh seluruh peserta dari berbagai daerah di Indonesia, menjadi simbol nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, khususnya Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT), atas kepercayaan yang diberikan kepada Universitas Katolik Santo Thomas sebagai tuan rumah kegiatan nasional yang strategis ini.
“Kepercayaan ini bukan sekadar penghargaan, tetapi juga tanggung jawab intelektual dan moral untuk menjaga kualitas dan makna kegiatan kebangsaan ini,” ungkapnya.
Rektor juga memberikan penghormatan kepada para pimpinan perguruan tinggi peserta serta narasumber kegiatan, yaitu Dr. Drs. Beatus Tambaip, M.A., Kolonel Inf. Jhonson M. Sitorus, Mayor Hotder A. Simanjorang dan Lettu Czi. Sutisna.
Beliau menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas seremonial, tetapi wadah penting untuk membangun karakter mahasiswa yang tangguh, disiplin, dan berjiwa nasionalis.
“Sebagai akademisi di bidang hukum, saya ingin menegaskan: bela negara adalah amanat konstitusi, bukan pilihan pribadi. Bagi mahasiswa, bentuk bela negara yang paling luhur adalah menegakkan hukum, menghormati hak sesama, berpikir kritis, dan menjaga akal sehat di tengah derasnya arus informasi palsu,” tegasnya.
Rektor menambahkan bahwa tantangan bangsa saat ini bukanlah perang fisik, melainkan perang terhadap disinformasi, intoleransi, dan polarisasi sosial.
“Hari ini bangsa kita tengah diuji bukan oleh peluru, tetapi oleh hoaks dan kebencian. Di sinilah pentingnya wawasan kebangsaan: agar nalar kita kokoh, hati kita jernih, dan keputusan kita berpijak pada kebenaran, bukan emosi.”
Menutup sambutannya, beliau berpesan kepada mahasiswa agar menjadikan kegiatan ini sebagai titik awal pengabdian kepada bangsa.
“Beasiswa Afirmasi bukan hadiah, melainkan investasi negara kepada anak bangsa yang terpilih. Gunakan kesempatan ini untuk menjadi generasi yang cerdas, berkarakter, dan cinta tanah air.”

Empat Materi Pembinaan Kebangsaan dan Karakter Bela Negara
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta menerima empat materi pembinaan inti yang disampaikan oleh narasumber dari kalangan akademisi dan militer. Materi disusun secara komprehensif untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan bela negara dalam konteks kehidupan modern.
- Strategi Meraih Prestasi Akademik dan Tepat Waktu Beasiswa ADik
Narasumber: Dr. Drs. Beatus Tambaip, M.A. selaku Dosen Universitas Cenderawasih Jayapura Dan Mantan Rektor dari Universitas Musamus.
Program Beasiswa ADik (Afirmasi Pendidikan Tinggi) merupakan program pemerintah yang memberikan kesempatan kepada putra-putri dari daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dan Papua untuk menempuh pendidikan tinggi. Dr. Beatus menjelaskan, mahasiswa penerima beasiswa perlu memiliki strategi belajar yang efektif, mengatur waktu secara disiplin, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta membangun hubungan baik dengan dosen dan rekan kuliah.
“Kesuksesan bukan milik mereka yang beruntung, tetapi milik mereka yang punya mimpi besar dan bekerja keras untuk mewujudkannya,” tegasnya.
- Pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Narasumber: Kolonel Inf. Jhonson Sitorus, sebagai Staff Ahli Bidang Hukum Pangdam I Bukit Barisan.
Materi ini menekankan bahwa bela negara bukan hanya tanggung jawab militer, melainkan kewajiban seluruh warga negara. Kolonel Jhonson menegaskan nilai-nilai utama bela negara, yaitu cinta tanah air, kesetiaan kepada Pancasila, kesadaran berbangsa dan bernegara, rela berkorban, serta kemampuan awal bela negara.
“Perjuangan masa kini bukan melawan penjajah, tetapi melawan kemalasan, perpecahan, dan lunturnya semangat persatuan. Itulah bentuk bela negara yang sesungguhnya,” ujarnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa tantangan generasi muda kini adalah menjaga moralitas dan integritas di tengah pengaruh negatif media sosial dan gaya hidup konsumtif.
- Profil Pelajar Pancasila
Narasumber: Mayor Hotder A. Simanjorang, sebagai Bidang Ahli Sosial Pangdam I Bukit Barisan.
Mayor Hotder menjelaskan enam elemen utama Profil Pelajar Pancasila, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
“Pelajar Pancasila bukan hanya cerdas di kepala, tapi juga berhati luhur dan bertindak dengan nilai-nilai kebangsaan,” jelasnya.
Melalui materi ini, mahasiswa diharapkan menjadi generasi adaptif, produktif, dan siap menjadi agen perubahan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
- Pencegahan dan Penanggulangan Intoleransi, Radikalisme, Terorisme, dan Hoaks
Narasumber: Lettu Czi Sutisna, Sebagai Bidang Keamanan ZiDAM I Bukit Barisan.
Dalam sesi ini, mahasiswa diajak memahami ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Lettu Sutisna menekankan pentingnya literasi digital dan kewaspadaan terhadap penyebaran hoaks serta ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan bangsa.
“Mahasiswa harus menjadi penjaga kebenaran, bukan penyebar kebohongan. Gunakan media sosial untuk memperkuat persatuan, bukan memecah belah bangsa,” tegasnya.

Latihan Kedisiplinan dan Harmonia Kebangsaan Bersama TNI
Selain pembekalan materi, kegiatan juga diisi dengan latihan fisik dan pembinaan kedisiplinan yang dipandu oleh pelatih dari TNI Kodam I/Bukit Barisan dan Zidam I/BB sebanyak 5 personil. Berbagai kegiatan dibagai menjadi 4 pleton seperti kesamaptaan jasmani, baris-berbaris, outbound, hingga Harmonia Kebangsaan digelar untuk menanamkan nilai kebersamaan, semangat pantang menyerah, dan kepemimpinan yang berintegritas.
Ketua Panitia, Ir. Charles Sitindaon, MT menyampaikan apresiasinya atas dukungan seluruh pihak yang terlibat khususnya 5 (lima) Perguruan Tinggi sebagai peserta dan terimakasih banyak atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, khususnya Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT).
“Latihan yang diberikan tidak hanya membentuk fisik, tetapi juga membangun karakter, disiplin, dan semangat juang mahasiswa,” ujarnya.
Penutupan: Menjadi Generasi Pemersatu Bangsa
Kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Afirmasi Pendidikan Tinggi 2025 ditutup pada Jumat, 24 Oktober 2025. Kegiatan Wawasan kebangsaan ini ditutup dengan menyanyikan lagu Tanah Air (cip. Ibu Sud), sebagai tanda seluruh Mahasiwa Afirmasi kelak akan kembali ke daerah asalnya masing-masing untuk membenahi dan memajukan daerah masing masing terutama di daerah 3T.
Dalam penutupan, Bapak Rizal sebagai pengawas atas pelaksanaan kegiatan yang mewakili Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono,M.S yang merupakan perwakilan dari Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi yang berada di bawah Lembaga bagian dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menyampaikan pesan inspiratif:
“Semoga kegiatan ini melahirkan generasi afirmasi yang tangguh secara intelektual, berkarakter dalam kebangsaan, dan berkomitmen terhadap masa depan Indonesia yang damai, adil, dan berkeadaban.”
Kata Kunci kepada seluruh peserta dalam kurun waktu 4 tahun kedepan harus menyelesaikan Tugas Akhir atau skripsi dan menjadi Alumni yang sukses.
Tentang Program ADik (Afirmasi Pendidikan Tinggi)
Program ADik merupakan inisiatif pemerintah untuk memberikan akses pendidikan tinggi bagi putra-putri dari daerah 3T dan Papua. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh bantuan biaya pendidikan, tetapi juga dibekali nilai-nilai kebangsaan, bela negara, dan wawasan kepemimpinan agar mampu menjadi agen pembangunan dan pemersatu bangsa. (Putri Barus/Marketting)

