Pada tanggal 8 – 11 Mei 2025, Lokakarya Jaringan Kemahasiswaan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (JAKA APTIK) 2025 yang diselenggarakan di Luwansa Beach Hotel, Labuan Bajo Flores NTT sebagai tuan rumah adalah Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng diikuti 24 peserta terdiri dari 22 Perguruan Tinggi atau Sekolah Tinggi anggota, kerabat APTIK dan pengurus APTIK, antara lain Wakil Rektor III dari Unika Atma Jaya Yogyakarta, Wakil Rektor I Soegiyopranata Catholic University (SCU) Semarang, Wakil Rektor III Unika Widya Karya Malang, Wakil Rektor III Universitas Widya Dharma Pontianak, Wakil Rektor I Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Wakil Ketua III Stikes Stella Maris Makasar, Ir. Charles Sitindaon, MT selaku Wakil Rektor III yang membidangi bagian kemahasiswaan.
Di hari I pada hari Kamis 8 Mei 2025, kegiatan lokakarya diawali misa pembukaan di kapel Keuskupan Labuan Bajo yang dipimpin Rm Albertus Bagus Laksana, S.J., S.S., Ph.D selaku Koordinator JAKA Aptik sekaligus Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dilanjutkan dengan seremoni pembukaan lokakarya yang diisi dengan sambutan lainnya.
Sambutan pertama dari Rm. Ledobaldus Rolling Mujur, S.Fil., M.M. selaku Ketua Pengurus Yayasan Santu Paulus Ruteng menyampaikan kegiatan lokakarya dengan Tema “Tantangan dan Strategi Pendampingan Kaum Muda Katolik Masa Kini” merupakan topik yang relevan mengingat sebagai lembaga yang mendasarkan pada nilai katolik maka perlu ada kolaborasi. Perguruan Tinggi di daerah membutuhkan mentor sehingga dapat bertumbuh, berkembang bersama-sama terkhusus di bidang kemahasiswaan dengan penekanan nilai-nilai spiritualitan Katolik dalam berkegiatan sekaligus sebagai identitas perguruan tinggi Katolik yang akan terus dilanjutkan. Universitas Santu Paulus Ruteng tumbuh kembang sejak awal ditekankan pada karya missioner sebagai tujuan utama, untuk mewujudkan hal tersebut dibantu campus ministry untuk pengembangan iman mahasiswa, asistensi paskah dan natal untuk semua prodi. Di akhir sambutan Rm Loring menyambut dengan hangat seluruh peserta lokakarya JAKA APTIK 2025.
Dalam sambutannya Rm Bagus selaku Koordinator JAKA APTIK mengungkapkan rasa terima kasih kepada tuan rumah, walaupun Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng masih berstatus sebagai kerabat di APTIK namun penyambutan sungguh luar biasa, kehadiran anggota JAKA APTIK di Labuan Bajo merupakan simbol keberagaman dan kekayaan, serta kebersamaan yang terlihat sangat akrab dimana hal ini meneladani Santo Paulus sebagai identitas yang menjelma dalam kegiatan universitas. APTIK sebagai koneksi bukan semata-mata rapat namun aspek spiritualitas juga diteguhkan sebagaimana teladan St. Paulus yang dibutakan Tuhan agar melihat kedalaman secara lebih. Harapan selaku koordinator JAKA APTIK dengan perjumpaan dalam lokakarya menjadikan Aptik lebih solid serta “meaningfull”. Hal pertama dalam penyelenggaraan Lokakarya JAKA APTIK yang biasanya bertempat di kampus kali ini di keuskupan.
Selama berlangsungnya kegiatan ini untuk beberapa hari kedepan yang akan dibagi menjadi 6 sesi sbb:
Sesi I, Evaluasi program JAKA : Diskusi kelompok yang dipandu oleh Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psikolog selaku asisten koordinator (Asko) JAKA APTIK. Diskusi terbagi dalam 5 kelompok. Seperti Persoalan Mahasiswa, tantangan, kesulitan, keterkaitan pelecehan seksual, kasus Pinjol (Pinjaman Online), Judol (Judi Online), masalah bunuh diri akibat status ekonomi dan masalah hamil diluar nikah. Juga bagamina peran PT dan Masyarakat/Orang tua untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa sudah sangat berani dihapadapan public untuk mengungkap masalah yang terjadi.
Dihari II pada Jumat, 9 Mei 2025
Sesi II, Isu-isu bidang kemahasiswaan : Kegiatan Intercultural Study Camp (ISC) yang merupakan kegiatan unggulan setiap tahun untuk para mahasiswa anggota dan kerabat APTIK perlu dilakukan reformulasi model kegiatan sehingga tidak hanya berdampak pada personal yang dikirim mengikuti ISC namun pada institusi/lembaga, misal ISC sebagai puncak rangkaian kegiatan ada penyerahan hadiah lomba yang berdampak institusi pada prestasi mahasiswa skala nasional di Aptik. Untuk mematangkan topik ISC’25 yang tepat diperlukan observasi dan survey mendalam; (2) narasumber yang dihadirkan saat ISC benar-benar mewakili generasi muda yang dapat menginspirasi peserta; (3) evaluasi lomba antar Stikes yang tidak jalan perlu dicari kendala serta solusinya; (4) jika disepakati ada lomba-lomba perlu dimatangkan serta ada mekanismenya; (5) APTIK sebagai lembaga gereja Katolik selama ini bagaimana menanggapi spiritualitas gereja terhadap isu-isu kaum muda yang dilakukan secara komunal atau bersama-sama.
Sesi III, Gereja dan kaum muda : Gereja agar memperhatikan kaum muda sebagai aspirasi yang patut jadi perhatian, sebagaimana tujuan gereja sinodal yakni gereja berjalan dengan orang-orang yang dipinggirkan. Makna kaum muda bagi gereja Katolik bahwa kaum muda bukan masalah tetapi potensi bagi gereja, mengacu pada visi gereja partisipatoris berarti untuk jaman sekarang. Konsep iman bagi kaum muda bukan dilahirkan namun diciptakan, makna bahwa iman yang dihidupi. Dalam konteks nasional bahwa orang muda sebagai bonus demografi, gereja juga harus menangkap peluang ini. Aptik memiliki kapasitas terhadap dampak demografi kaum muda saat ini, adanya dialog, saksi perdamaian. Transisi iman yang membutuhkan perhatian dengan katekese kaum muda sebagai fundamen agama dan iman. Mengingat adanya platform digital, agama menjadi sesuatu yang viral bukan kedalaman, berpegaruh pada penurunan panggilan-panggilan khusus.
Sesi IV, Aspirasi kaum muda : Pada sesi ini mendengar aspirasi melalui mahasiswa/I Unika Santu Paulus Ruteng yang mewakili berbagai organisasi kemahasiswaan (ormawa) diawali pernyataan Tonny selaku Presiden BEM Santu Paulus Ruteng kegiatan yang dilakukan di universitas berupa program pengembangan, retret sifat wajib, misa prodi setiap hari, asistensi di paroki saat natal dan paskah. Namun permasalahan mahasiswa semakin kompleks antara lain krisis identitas, ke gereja hanya sekedar rutinitas, kaum muda dituntut sebagai agen perubahan namun bingung untuk jadi problem solving. Sesi ini menekankan bahwa dialog yang baik memperkaya sehingga mampu menjadi generasi penuh makna “agent of change”, mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya integrasi kebijakan untuk kesejahteraan mahasiswa.
Sesi V, Refleksi sesi III dan IV : para peserta mengkaji kembali poin-poin dua sesi sebelumnya sebagai tantangan dan strategi pendampingan kaum muda Katolik masa kini.
Sesi VI, Program Jaka : Hasil ISC 2025 akan dilaksanakan pada awal Oktober di Bandung, 5-9 Oktober, tuan rumah Universitas Katolik Parahyangan, Latihan Kepemimpinan (LKD) dilakukan di Surabaya mencakup NTT, Sumba, Jawa Timur pada 20-22 November 2025. ToT Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dilakukan secara luring pada bulan Juli 2025, anggota/kerabat APTIK mengirim satu dosen yang dapat membimbing pasca ToT kepada seluruh dosen pada institusi masing-masing.
Dihari III pada Sabtu 10 Mei 2025, Kegiatan yang dilakukan adalah kunjungan ke beberapa pulau sekitar Labuan Bajo, difasilitasi tuan rumah Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, dipandu oleh Rm Dr. Fransiskus Sawan, S.S., M.Pd. selaku Wakil Rektpr III sekaligus Ketua Panitia kegiatan Lokakarya JAKA APTIK Tahun 2025. Maksud kegiatan ini mengakrabkan para peserta Lokakarya JAKA APTIK sebagai anggota atau kerabat Aptik sehingga makin solid selain itu mengenalkan potensi pariwisata Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai daerah yang memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Mengingat pada tahun 2023 Labuan Bajo dipilih sebagai lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN, sehingga berpengaruh sebagai destinasi wisata manca negara didukung adanya bandara Internasional Labuan Bajo. Setelah kegiatan kunjungan selesai dilakukan misa penutupan yang dipersembahkan Koordinator JAKA APTIK Rm Albertus Bagus Laksana, S.J., S.S., Ph.D dalam khotbahnya memberikan penekanan bahwa jabatan merupakan sarana menjadi gembala yang mendampingi, mengarahkan domba-domba dalam hal ini para mahasiswa dengan cara yang “friendly”. Hal ini mengingat problematika permasalahan kaum muda makin beragam dari faktor ekonomi, pinjol, judi online, bunuh diri, mental health, hal yang tabu menjadi kebutuhan dan dilakukan secara terbuka butuh sosok gembala yang rendah hati penuh kasih dan mengampuni.
Setelah misa berakhir dilanjutkan dengan seremoni penutupan, sambutan pertama oleh Rm. Dr. Agustinus Manfred Habur, Lic. Teol selaku Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng menyampaikan ucapan terima kasih diberi kepercayaan sebagai tuan rumah Lokakarya Jaka Aptik 2025 mengingat status masih sebagai kerabat APTIK. Permohonan maaf jika ada yang kurang berkenan selama kegiatang berlangsung.
Lokakarya JAKA APTIK yang diikuti Bapak Charles Sitindaoin ini memiliki tujuan memperkuat jejaring dan kolaborasi bidang kemahasiswaan di lingkup APTIK. Kegiatan ini sangat baik karena memiliki keprihatinan yang sama terhadap dinamika permasalahan kaum muda yang semakin kompleks sehingga dapat saling meneguhkan sebagai sesama anggota atau kerabat APTIK. Bersama-sama menemukan metode pendampingan kaum muda yang tepat sebagai solusi sehingga berdampak positif bagi semua pihak. Hal ini disemangati pesan St. Agustinus, “untuk mencari Tuhan dan kebenaran serta hidup sesuai dengan kehendakNya”. Upaya yang dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi mahasiswa tidak hanya dituntut kuliah dapat nilai baik untuk cepat lulus namun melalui pendidikan sebagai proses belajar memaknai hidup secara utuh, memahami kebenaran dan bertumbuh dalam iman apapun agamanya. Harapan saat mahasiswa lulus masing-masing individu memiliki dampak sebagai problem solving di tengah masyarakat dengan kompetensi keilmuan yang dimiliki. (a/humas)