UNIKA DONASIKAN SEJUMLAH DANA UNTUK KORBAN BENCANA ALAM DI PALU DAN DONGGALA

Universitas Katolik Santo Thomas (UNIKA) merasakan duka dan derita para korban gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu dan Donggal, Sulawesi Tengah. Sebagai bagian dari Bangsa dan Negara Indonesia, Unika yang menjunjung dan menghidupi prinsip solidaritas dan kemanusiaan turut merasakan dahsyatnya bencana yang terjadi dan tergugah untuk terlibat merasakan dari jauh apa yang sedang dialami oleh saudara-saudari kita di Palu dan Donggala.

Selain penyalaan seribu lilin untuk korban, Unika juga melakukan penggalangan dana,  memberikan sesuatu yang nyata serta menggugah dan menguatkan tekad Indonesia dan pemerintah untuk hadir, meskipun secara fisik berada jauh dari lokasi bencana terjadi.
Unika telah menyelenggarakan aksi solidaritas kemanusiaan untuk korban bencana alam di Palu dan Donggala yang sudah dimulai sejak tanggal 3 sampai dengan 5 Oktober 2018 dengan penggalangan dana dilingkungan kampus (3 Oktober) dan penggalangan dana di luar Kampus (4 Oktober) yaitu di enam titik Lampu Merah Kota Medan seperti Jl. Simpang Pemda Tanjung Sari, Simpang Pos Padang Bulan, Ringroad, Sunggal, Manhattan, dan Simpang Kampus Unika. Di tgl 5 Oktober telah dilakukan Ibadat bersama di Kapel Santo Pius Unika dan sesudahnya dilanjut dengan penyalaan lilin di Lapangan Reformasi Kampus. Tak henti – hentinya, mahasiswa juga masih melakukan penggalangan dana di Gereja oleh KKM KMK Ignatius de Loyola.

Selain itu, KKM Gempita yaitu salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa khusus untuk Pecinta Alam turut memberikan sejumlah dana untuk korban.  Sampai dengan bulan November, dana yang terkumpul berjumlah Rp.67.509.000 dan didonasikan melalui Karitas Indonesia Jakarta. Melalui data yang terhimpun, selain dari civitas akademika Unika, sejumlah masyarakat juga turut mendonasikan dana melalui Unika.
Aksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendoakan dan mengungkapkan sikap solidaritas terhadap korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala serta mengajak masyarakat Indonesia untuk menguatkan kepedulian kemanusiaan sebagai satu keluarga besar Indonesia dan juga agar kesadaran akan bencana meningkat. Indonesia dari waktu ke waktu diberi cobaan oleh Tuhan dengan berbagai bencana alam maupun bencana buatan manusia. (H/PR)