Universitas Katolik Santo Thomas menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT) yang berlangsung di Aula Magna Lantai III, Gedung Perpustakaan Unika Santo Thomas pada Jumat (07/11/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen seluruh civitas akademika dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, beretika, dan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan serta keimanan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor Unika Santo Thomas, Prof. Dr. Maidin Gultom, S.H., M.Hum, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun budaya kampus yang bebas dari kekerasan, baik secara fisik maupun verbal.
“Mari kita renungkan sejenak, kampus adalah tempat di mana mimpi-mimpi lahir, pengetahuan tumbuh, dan karakter terbentuk. Namun bayang-bayang kekerasan verbal dan fisik dapat merusak pondasi tersebut. Program PPKPT hadir sebagai respon nyata terhadap tantangan di lingkungan pendidikan tinggi. Unika Santo Thomas sejak lama berkomitmen menjadikan nilai-nilai Kristiani sebagai panduan dalam menghormati martabat setiap individu sebagai ciptaan Tuhan,” ujar Prof. Maidin.
Beliau juga menambahkan kutipan yang menginspirasi dari Paus Fransiskus,
“Martabat manusia sama bagi semua orang. Ketika saya menginjak martabat orang lain, berarti saya sedang menginjak martabat saya sendiri.”
Menurut Prof. Maidin, pencegahan kekerasan bukan hanya persoalan hukum, melainkan juga panggilan moral. Unika Santo Thomas telah membentuk tim khusus untuk menangani kasus potensial serta mendorong mahasiswa dan dosen agar berani bersuara dan melaporkan jika menemukan tindakan kekerasan di lingkungan kampus.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Dr. Sofyan Tan, anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDI Perjuangan, yang memberikan apresiasi kepada Unika Santo Thomas sebagai salah satu kampus kuat dan bergengsi di Kota Medan.
“Saya berharap Unika Santo Thomas dapat menjadi pilar penting dan model dalam mengatasi berbagai bentuk kekerasan, baik verbal maupun non-fisik, bagi kampus-kampus lain di Indonesia,” ujar Dr. Sofyan Tan.
Beliau juga menambahkan pentingnya inovasi digital dalam mendorong budaya kampus yang terbuka dan aman.
“Selain membentuk Satgas Anti Kekerasan, kampus juga bisa mengembangkan aplikasi chatbot sebagai ruang aman bagi mahasiswa untuk berdiskusi atau melapor tanpa harus bertemu langsung,” ungkapnya.
Kegiatan sosialisasi ini turut dihadiri oleh perwakilan dari LLDikti Wilayah I, yaitu Irawan Sukma dan Syahrial Affandi, serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, yakni Eko Budi Prasetyo dan Wilson Sitorus. Hadir pula para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa perwakilan dari setiap fakultas.
Dua narasumber utama yang mengisi acara ini adalah:
- Syahrial Affandi (LLDikti Wilayah I) dengan materi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT).
- Prof. Dr. Maidin Gultom, S.H., M.Hum (Rektor Unika Santo Thomas) dengan materi Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi.
Acara dipandu oleh Ir. Charles Sitindaon, M.T. sebagai moderator yang mengarahkan jalannya diskusi dan sesi tanya jawab. Salah satu penanya, Ir. Patricius Sipayung, M.Si Dosen dari Fakultas Pertanian, menyoroti pentingnya implementasi peraturan secara adil dan efektif di lingkungan kampus.
Sebagai penutup, dilakukan penyerahan cinderamata berupa ulos dan plakat dari Unika Santo Thomas kepada Dr. Sofyan Tan dan dua perwakilan dari Kemendikbudristek, dilanjutkan dengan sesi foto bersama seluruh peserta.
Melalui kegiatan ini, Unika Santo Thomas menegaskan kembali komitmennya untuk menjadi kampus yang menjunjung tinggi martabat manusia, menolak segala bentuk kekerasan, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman serta berkarakter. (Anastasia Reza/Humas)

