LAGI LAGI MPR RI LIRIK UNIKA

Mahasiswa dianggap menjadi salah satu pihak strategis untuk diketahui pemikiran dan gagasannya tentang nilai – nilai yang ada dalam konstitusi. Mahasiswa adalah agen perubahan masyarakat yang dipandang mampu membangun opini tentang praktek penyelenggaraan sistem ketatanegaraan berdasarkan konstitusi dan diharapkan dapat memberi pemikiran yang tepat dalam rangka mengoptimalkan praktek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Badan Pengkajian MPR sebagai salah satu alat kelengkapan MPR yang memiliki tugas antara lain mengkaji sistem ketatanegaraan dan menyerap aspirasi masyarakat membuat varian kegiatan berupa lomba debat konstitusi antar perguruan tinggi pada Kamis, 15 Juni 2017 yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jendral MPR yang dinamakan dengan Lomba Debat Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia Tahun 2017 di Swiss Bell Hotel Medan.

Setelah sukses menjadi panitia pelaksana acara Forum Group Discussion yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengkajian MPR RI pada 6 April 2017, pada kesempatan ini, Universitas Katolik Santo Thomas mendapat undangan kehormatan untuk ikut menjadi salah satu peserta pada debat yang juga diikuti oleh beberapa universitas di kota Medan.

Kehormatan ini disambut baik oleh Universitas Katolik Santo Thomas dengan mengutus 1 tim terbaik yang terdiri dari 3 orang mahasiswa Fakultas Hukum.

Tujuan diadakan lomba debat ini adalah:

  1. Untuk menggali potensi generasi bangsa dalam memahami dan memaknai nilai – nilai yang ada dalam Undang –undang Dasar.
  2. Meningkatkan daya analitis dan kemampuan penalaran mahasiswa terhadap muatan – muatan Undang – Undang Dasar dan sistem ketatanegaraan Indonesia.
  3. Menumbuhkan budaya mahasiswa untuk selalu berpikir secara sistematis dan kritis terhadap isu – isu yang dihadapi di dalam masyarakat.
  4. Melatih mahasiswa dalam berargumentasi yang baik dan sekaligus sarana public –speaking.
  5. Melatih mahasiswa menemukan solusi terhadap suatu permasalahan dari dua perspektif yang berbeda dan berlawanan.
  6. Menyerap pendapat mahasiswa terhadap nilai – nilai dan pelaksanaan Undang – Undang Dasar.

“Karena soal politik bukan bicara benar atau salah tetapi bagaimana adik – adik mahasiswa untuk sama – sama memberikan pikiran – pikiran yang baik dan konstruktif terhadap kehidupan ketatanegaraan. Saya bangga karena diskusi ini sudah mirip dengan diskusi para pejabat negara dengan pemikiran – pemikiran yang berguna bagi Lembaga Pengkajian”, demikian disampaikan oleh Ma’ruf Cahyono selaku Sekretaris Jendral MPR RI sekaligus sebagai salah satu Dewan Juri usai debat tahap I. “Luar biasa sudah seperti anggota DPR saja, menggebu – gebu dan argumentative”, tambahnya.

Kegiatan Debat antar Perguruan Tinggi ini memiliki makna penting dan strategis dalam kerangka upaya menumbuhkan kesadaran berkonstitusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun dalam arti upaya penting menumbuhkan kesadaran berkonstitusi bagi mahasiswa.

#unikajaya