KMKAT ST. IGNATIUS DE LOYOLA UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS LAKSANAKAN TABLO JALAN SALIB MENGENANG KISAH SENGSARA YESUS

Jum’at, 22 Maret 2024 – KmKat St. Ignatius De Loyola menyelenggarakan tablo jalan Salib untuk mengenang kisah sengsara Yesus. Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Reformasi Unika Santo Thomas yang disaksikan oleh ratusan mahasiswa, dosen dan tendik.

Umat yang hadir diajak untuk mengingat kembali bagaimana penderitaan Yesus Kristus yang harus menderita untuk menebus dan menyelamatkan umat manusia yang ada di dunia ini.

Rangkaian tablo yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut memvisualisasikan adegan kisah sengsara Yesus Kristus. Diawali dengan Yesus yang dikhianati oleh muridnya Yudas Iskariot, kemudian Ia dihadapkan kepada para imam dan digiring ke Pilatus untuk diadili. Yesus yang pada akhirnya dijatuhi hukuman mati dengan cara disalibkan. Disiksa, dicemooh, ditunjang, dipukuli, dipakaikan mahkota duri dan bahkan diludahi dalam perjalanan-Nya menuju ke bukit Golgota, semua itu diterima oleh Yesus tanpa adanya perlawanan sedikitpun.

Pilatus yang merupakan seorang pejabat Kekaisaran Romawi digambarkan  sebagai sosok pemimpin yang berani dan bertanggungjawab, ia memilih untuk mencuci tangan saat dihadapkan dengan persoalan demi menjaga kekuasaan yang ada di tangan.

Adegan Yesus pertama kalinya jatuh dibawah kayu salib. Dimana Yesus dipukuli dan dicemooh kembali oleh prajurit dan orang-orang farisi yang mengiring Yesus untuk disalibkan.

Saat Yesus terjatuh kembali di tengah keramaian, Maria sang Ibu datang menghampiri Yesus dengan isak tangis didampingi oleh Maria Magdalena dan Yohannes.

Letih dalam perjalanan-Nya sambil memikul salib, seorang prajurit meghunjuk salah seorang dari sana untuk membantu Yesus memikul salib-Nya, Simon dari Kirene.

Ditengah perjalanan-Nya yang melelahkan, Yesus sudah sempoyongan karena cambuk yang selalu menyiksa, pukulan dan tendangan terus dilayangkan kepada-Nya membuatnya terjatuh kembali. Saat itu pula Veronika menerobos kerumunan untuk menemui Yesus, Ia mengeluarkan sapu tangan-Nya dan mengusapkan ke wajah Yesus.

Tahap demi tahap Ia lalui dengan luka-luka disekujur tubuh-Nya sampai menuju ke Bukit Golgota tempat dimana Ia disalibkan. Hingga saat Ia mati di kayu salib, langit berubah mendung disusul gemuruh yang membuat semua orang mulai ketakutan. Ditengah-tengah kepanikan orang-orang, sang kepala prajurit menyatakan “Sungguh.. orang ini anak Allah”

Umat yang menyaksikan drama visualisasi kisah sengsara Yesus ini ikut terharu dan sedih, para pemeran tablo berhasil memainkan peran yang mereka emban, terkhususnya yang memerankan peran Yesus, Yakobus Jansen Ginting.

Tidak hanya pemeran tablo melainkan para umat juga diharapkan dapat memaknai pengorbanan Yesus yang sungguh luar biasa ini, memaknai bahwa seluruh umat di dunia tidak akan berarti tanpa kasih dari sang Juruselamat, Yesus Kristus. (Ade I. Sitanggang / Student Staff)

(a/humas)