REKTOR UNIKA ON JACK MA

Paul I. Wellman penulis buku The Female City, menorehkan tiga cara cepat untuk menjadi orang besar, sukses dan dikenang. Pertama, menaklukkan bangsa-bangsa; kedua, membuat hukum; dan ketiga, membangun infrastruktur untuk rakyat. Alexander Agung adalah contoh untuk yang pertama, Musa dan Jesus Kristus untuk yang kedua, dan Julius Caesar untuk orang yang ketiga karena membangun acquaduct (tali air) dan jalan-jalan yang panjang untuk bangsa Romawi Kuno. Tipe ketiga inilah yang barangkali ditiru oleh Jakowi sehingga presiden Indonesia ini membangun Jalan Tol di Sumut dan bahkan di Irian Jaya yang penuh gunung dan jurang dan hutan belantara.

Di Tiongkok adalah seorang manusia luar biasa yang sekarang ini banyak sangat-sangat didengarkan oleh miliaran orang dari seluruh dunia. Bernamalah dia Ma Yun [??, [ma? y?n], namun di dunia lebih dikenal Jack Ma (bukan Jack Marpaung …). Jack Ma ini adalah pendiri dan pimpinan eksekutif Alibaba Group, seorang konglomerat internet-based, teknologi, dan AI bisnis. Kata majalah Fortune dari Amerika, Jack Ma merupakan salah satu orang tekaya di Asia dengan kekayaan pribad sekitar 50.5 miliar dollar Amerika pada Januari 2018 ini. Dia juga dijuluki sebagai salah seorang dari 50 Pemimpin Dunia Terbaik saat ini.

Pertanyaan yang kiranya perlu dijawab adalah bagaimana Jack Ma bisa begitu diakui, dikagumi, dan didengar oleh begitu banyak manusia di zaman teknologi digital sekarang ini. Dia sendiri sih mengaku bahwa pada dasarnya ia adalah seorang guru, dan tetap berperilaku sebagai guru. Menurut celoteh Jack Ma, tugas guru itu pada dasarnya sederhana: membuat orang lain menjadi lebih smarter – atau lebih cerdas. Maka dia bilang, guru yang sangat baik itu adalah orang yang mampu mengumpulkan beberapa orang yang masih bodoh, lalu membuat mereka bersama-sama, lalu bekerja-sama, dan menjadi lebih smart, dan bahkan lebih smart dari dia sendiri. Mungkin karena itulah maka Jack Ma tak henti-hentinya berceramah tentang kemajua zaman dan sekarang ini yang mendengarkan dia bukan lagi hanya orang sekampungya, tetapi para politisi dunia, para CEO, presiden, dan anak-anak TK. Orangnya sih tiddak ganteng, dan tampangnya mirip dengan Presiden RI Jokowi sekarang ini: kecil, kurus, bertampang orang kampung, namun otak cerdas dan punya keyakinan diri setara dewa-dewi.

Memang tidak zamannya lagi sekarang ini menjadi orang besar lewat perang, demonstrasi, mengeluarkan fitnah dan sumpah serapah, dan menaburi kekotoran pada pikiran orang banyak, dan menciptakan suatu kultur hoax baru di dalam masyarakat di mana orang dibentuk menjadi “selalu dan senantiasa” curiga satu sama lain yang saat ini sedang melanda masyarakat Indonesia menjelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Pekerjaan orang yang besar dan agung adalah menciptakan sekumpulan besar orang-orang yang suka kagum dan bukan orang-orang yang berhobby membenci orang atau kelompok lainnya.

Alexander Agung menaklukkkan bangsa-bangsa dan mempersatukan rakyat menjadi suatu keuatan besar membangun kota dan negara. Musa dan Jesus memberikan hukum agar manusia makin saling mencitai. Julius Kaisar menciptakan jalan dan saluran air agar masyarakat dapat minum air segar dan dapat membawa hasil bumi mereka dengan cepat ke pasar agar ditukan dengan duit. Dan Jokowi pun saat ini sibuk membangun jalan tol, lapangan udara, pelabuhan, dan membangun pikiran yang sehat di Indonesia agar Jokowi tetap badannya kecil tetapi bangsa Indonesia bertambah besar dan jika boleh menjadi seperti negeri dongeng Tiongkok yang tak lelah-lelahnya menciptakan barang baru, jalan baru, dan pikiran sehat dan cerdas masyarakat.

Jack Ma itu berbuat dan membentuk pikiran sehat. Dia sekarang ini sibuk mengembangkan teknologi berbasi internet dan semua bisnisnya, seperti katanya, sudah menggunakan teknologi informasi, lalu meningkat menjadi teknologi digital, dan terbaru lagu berbasis data dan ia menggelari zaman ini sebagai zaman DiTi alias Data Times. Lantar miliaran orang saat ini sedang berpikir ke arah manakah kata-kata Jack Ma ini akan bermuara dan berwujud? Orang jadi sibuk berpikir dan tak sempat lagi untuk memikirkan dan merancang hoax dan demonstrasi.

Tiongkok makin penuh dengan orang yang berpikir ditambah smart. Di sana taka da bom bunuh diri, pertarungan antar marga dan agama, berita hoax dan demonstrasi, para pelaku koruptor disita harta dan dimiskinkan dan di suruh kerja paksa, dan calon bupati, gubernur, dan presiden diseleksi berdasarkan pengalaman dan ketrampilan dan harus pandai mem-pandaikan orang lain. Itulah sebabnya Tiongkok semakin hari semakin tajir dan makin mengusai dunia semesta. Jack Ma berkata: kumpulkan sebanyak mungkin orang smart, suruh mereka kerja dan bersama, dan keajaiban akan terjadi di sekitar mereka.

(Jendela: Rektor Unika Santo Thomas SU – Dr.Frietz R. Tambunan)